berkah artikel
Rabu, 18 November 2015
Profil

BIODATA
Nama : Aldin Fauzi
Tempat, Tanggal Lahir : Purbalingga, 08 Desember
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Ada yang poenya
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Ds.Tajug 04/01 Kec.Karangmoncol
Kota : Purbalingga
Kode Pos : 53355
Hobi : Menulis, membaca, olahraga.
Selasa, 10 November 2015
Artikel
MEMULIAKAN ANAK YATIM
Segala puji bagi Alloh Ta’ala Yang
Mengaruniakan rezeki tanpa batas, Yang Maha Pemurah lagi Maha Pemberi. Sholawat
dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wa
Sallam, kerabat, sahabat, dan pengikutnya yang setia hingga hari kiamat.
Saudaraku
Muslim ! Alangkah banyaknya duka dan derita yang mengisi kehidupan ini. Ia
memang tidak belas kasihan kepada siapapun. Dan tidak ada seorang pun yang bisa
meneguk air yang benar-benar jernih dari gelas kehidupan ini. Dalam
kehidupan ini, manusia beralih dari keadaan-keadaan bahagia kepada
keadaan-keadaan menderita. Tidak ada bedanya, yang masih kecil maupun yang
sudah dewasa. Penjara-penjara kehidupan dan beban-beban beratnya berbeda-beda
tingkatan. Ada yang kecil dan berlangsung beberapa saat saja, ada pula yang
besar, dan berlangsung dalam masa yang panjang. Saudaraku Muslim ! Ini
adalah gambaran dari sebagian derita kehidupan itu, yang dialami oleh sebagian
orang diantara kita, yang kepahitannya mereka rasakan dalam masa yang panjang !
Kepahitan yang dirasakan oleh orang-orang papa dan lemah itu, yang lebih
dulu merasakan pahitnya kehidupan sebelum manisnya. Tahukah anda, siapa
orang-orang papa itu ? Mereka adalah anak-anak yatim! Mereka adalah
anak-anak, yang kehilangan sosok yang mencarikan nafkah bagi mereka sebelum
mengerti apa itu nafkah, apa itu pekerjaan. Bahkan mereka adalah anak-anak yang
kehilangan sosok yang membimbing mereka, sebelum mengenal apa-apa. Merekalah
anak yatim ! Anak yang dikejutkan oleh kematian ayahnya, sebelum merasakan
manisnya kasih sayang ayah, sebelum mereka merasakan perlindungan tangan yang
perkasa itu ! Saudaraku ! Anda sudah tahu, siapakah anak yatim itu ?!
Wahai anda yang memiliki hati yang penyayang ! Tahukah Anda, apa kewajiban kita
terhadapnya ?
MENYANTUNI ANAK YATIM ADALAH AKHLAK MULIA
Saudaraku
Muslim ! Islam telah mendorong pemeluknya agar memiliki akhlak mulia. Salah
satu akhlak mulia itu adalah menyantuni anak yatim. Sesungguhnya, anak yatim
adalah manusia yang paling membutuhkan pertolongan dan kasih sayang. Karena ia
adalah anak yang kehilangan ayahnya pada saat ia sangat membutuhkannya.
Ia membutuhkan pertolongan dan kasih sayang kita, karena ia tidak mungkin
mendapatkan kasih sayang ayahnya yang telah tiada. Jika anda melihat seseorang
yang penyayang kepada anak-anak yatim dan menyantuni mereka, maka ketahuilah
bahwa ia adalah seorang yang berbudi dan berakhlak mulia.
Suatu
ketika Saib bin Abdulloh rodhiyallohu ‘anhu datang kepada Nabi Shallallaahu
‘alaihi wa Sallam, maka Nabi sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya :
ياَ سَائِبُ انْظُرْ
أَخْلاَقَكَ الَّتِيْ كُنْتَ تَصْنَعُهَا فِيْ الجْاَهِلِيَّةِ فَاجْعَلْهَا فِيْ
اْلإِسْلاَمِ. أَقْرِ الضَّيْفَ و أَكْرِمِ الْيَتِيْمَ وَ أَحْسِنْ إِلَى جَارِكَ
“Wahai Saib, perhatikanlah akhlak yang biasa kamu lakukan ketika
kamu masih dalam kejahiliyahan, laksanakan pula ia dalam masa keislaman.
Jamulah tamu, muliakanlah anak yatim, dan berbuat baiklah kepada tetangga.” [HR.Ahmad dan Abu
Dawud, Shohih Abu Dawud, Al-Albani : 4836]
Dalam
sebuah atsar disebutkan riwayat dari Daud ‘alaihissalam, yang berkata :
كُنْ لِلْيََتِيْمِ
كَاْلأَبِ الرَّحِيْمِ
“Bersikaplah kepada anak yatim, seperti seorang bapak yang
penyayang.” [HR. Bukhori]
Saudaraku
muslim ! Kasih sayang dan berbuat baik kepada anak yatim, sebagaimana yang
telah saya katakan kepada anda, adalah sebagian dari akhlak dan moralitas
orang-orang yang mulia. Itu tidak bisa dilakukan kecuali oleh seorang lelaki
yang mulia, yang menghimpun banyak budi pekerti mulia, yang mencintai
kebajikan. Abdullah bin Umar rodhiyallohu ‘anhu tidak pernah memakan
makanan kecuali dimeja makannya ada seorang anak yatim yang makan bersamanya.
Jadilah orang seperti itu, saudaraku ! Seorang yang penyantun, lemah lembut,
dan berupaya berbuat kebaikan kepada anak yatim, mengusap air mata mereka
dengan tangan dan harta anda serta memasukkan perasaan gembira ke dalam hati
mereka. Ketahuilah, bahwa jika anda mendapat taufiq untuk melaksanakan itu,
maka anda benar-benar manusia yang beruntung. Yang berhak mendapat gelar “Seorang
yang Berbudi”.
KEPADA ANDA YANG INGIN MENEMANI NABI DI SURGA
Saudaraku
muslim ! Masuk surga adalah kesuksesan paling tinggi yang diraih oleh
orang-orang yang beriman. Bagaimana pula dengan menemani Nabi Shallallaahu
‘alaihi wa Sallam didalamnya? Itu adalah derajat yang akan diraih oleh orang-orang
yang menyantuni anak yatim. Rosululloh Shallallaahu
‘alaihi wa Sallam bersabda :
أَنَا وَكَافِلُ
الْيَتِيْمِ فِيْ الْجَنَّةِ هَكَذَا وَأَشَارَ بِالسَّبَابَةِ وَالْوُسْطَى وَ
فَرَجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا
“Aku dan orang-orang yang mengasuh/menyantuni anak yatim di
Surga seperti ini”, Kemudian beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan
jari tengah seraya sedikit merenggangkannya. [HR. Bukhori].
Imam
Ibnu Bathol rohimahulloh berkata : “Orang yang mendengar hadis ini wajib
melaksanakannya, agar ia bisa menjadi sahabat Nabi Shallallaahu
‘alaihi wa Sallam di surga. Di akhirat, tidak ada kedudukan yang lebih utama dari
itu.” Al-Hafizh Ibnu Hajar rohimahulloh berkata : “Isyarat ini cukup untuk
menegaskan kedekatan kedudukan pemberi santunan kepada anak yatim dan kedudukan
Nabi, karena tidak ada jari yang memisahkan jari telunjuk dengan jari tengah.”
Saudaraku
muslim ! Tahukah anda, apa hasil yang akan diperoleh dengan menyantuni dan
mengasihi anak yatim, apa sikap anda, saudaraku, terhadap kebaikan ini ?
Jika anda termasuk orang-orang yang mampu, apakah anda pernah berpikir untuk
menyantuni seorang anak yatim, sehingga anda bisa menjadi sahabat nabi Shallallaahu
‘alaihi wa Sallam di surga. Untuk menyantuni anak yatim anda tidak harus memiliki
kekayaan yang melimpah. Melainkan, siapa yang memungut seorang anak yatim,
memberinya makanan dengan makanan yang sehari-hari yang dimakannya, memberinya
minum dengan minuman yang bisa diminumnya, maka ia akan memperoleh kedudukan
tersebut. NabiShallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
مَنْ ضَمَّ يَتِيْمًا
بَيْنَ أَبَوَيْنِ مُسْلِمَيْنِ فِيْ طَعَامِهِ وَ شَرَابِهِ حَتَّى يَسْتَغْنِيَ
عَنْهُ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ ……
“Barang siapa yang mengikutsertakan seorang anak yatim diantara
dua orang tua yang muslim, dalam makan dan minumnya, sehingga mencukupinya maka
ia pasti masuk surga.” [HR. Abu Ya'la dan Thobroni, Shohih At
Targhib, Al-Albaniy : 2543].
Wahai
anda yang ingin memperoleh apa yang bermanfaat bagi dirinya, jika anda mendapat
kesempatan untuk menyantuni anak yatim, jangan sekali-kali anda sia–siakan.
Jika anda tidak menyukai hal itu dan menyia-nyiakannya, maka pikirkanlah pahala
bagi orang yang menyantuni anak yatim. Tidakkah anda ingin menjadi sahabat Nabi Shallallaahu
‘alaihi wa Sallam di sorga ?!.
MULIAKANLAH ANAK YATIM, NISCAYA HATIMU MENJADI
LUNAK DAN KEBUTUHANMU TERPENUHI
Saudaraku
muslim ! Jika anda mengeluhkan hati anda yang keras, maka menyantuni anak yatim
merupakan sarana yang bisa menjadikan hati lunak. Ia adalah obat yang
diwasiatkan oleh Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam yang telah diutus
dengan membawa petunjuk dengan kebenaran Shallallaahu
‘alaihi wa Sallam. Diriwayatkan oleh Abu Darda’ rodhiyallohu ‘anhu
yang berkata :
أَتَى النَّبِيَّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ رَجُلٌ يَشْكُوْ قَسْوَةَ قَلْبِهِ, قَالَ :
أَتُحِبُّ أَنْ يَلِيْنَ قَلْبُكَ, وَ تُدْرَكَ حَاجَتُكَ ؟ اِرْحَمِ الْيَتِيْمَ,
وَامْسَحْ رَأْسَهُ, وَأَطْعِمْهُ مِنْ طَعَامِكَ, يَلِنْ قَلْبُكَ,
وَتُدْرَكْ حَاجَتُكَ
“Ada seorang laki-laki yang datang kepada nabi Shallallaahu
‘alaihi wa Sallammengeluhkan kekerasan hatinya. Nabipun bertanya : sukakah
kamu, jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi ? Kasihilah anak
yatim, usaplah mukanya, dan berilah makan dari makananmu, niscaya hatimu
menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi.” [HR Thobroni, Targhib,
Al Albaniy : 254]
Saudaraku
Muslim ! Sesungguhnya, mengasihi anak yatim merupakan sarana untuk melunakkan
hati dan mengupayakan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan. Sebab, orang yang
mengasihi anak yatim telah memposisikan diri seperti ayahnya. Seorang ayah,
secara naluriyah memiliki karakter sayang dan mengasihi anak-anaknya. Adapun
orang yang mengasihi anak yatim memiki satu sifat lain, yaitu mengasihi anak
yang bukan anak kandungnya. Barang siapa keadaannya seperti itu maka dihatinya
terhimpun sarana-sarana yang bisa melembutkan hatinya, sekalipun sebelumya
merupakan hati yang keras. Tidak diragukan lagi ini merupakan obat yang
mujarab. Anda tidak akan pernah mendapati orang yang menyantuni anak yatim,
kecuali pasti memiliki hati yang pengasih. Kebalikan dari ini, anda tidak akan
menjumpai seorangpun yang tidak mengasihi anak yatim, kecuali ia memiliki hati
yang keras dan berakhlak buruk. Manfaat lain dari tindakan mengasihi anak yatim
yang telah dikabarkan oleh nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam kepada seorang yang
bertanya kepada beliau adalah : bahwa meyantuni anak yatim merupakan sarana
terpenuhimya kebutuhan dan terwujudnya apa yang dicari Sesungguhnya, orang yang
berbuat kebaikan kepada anak orang lain adalah orang yang telah memasukkan rasa
gembira dihati mereka. Tidak diragukan lagi, Alloh pasti tidak akan
menyia-nyiakannya, karena Alloh Ta’ala Maha Pengasih dan Mencintai semua orang
yang pengasih. NabiShallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
الرَّاحِمُوْنَ
يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ تَبَاركَ وَتَعَالى اِرْحَمُوْا مَنْ فِي الأَرْضِ
يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِيْ السَّمَاءِ
“Orang-orang yang pengasih, akan dikasihi oleh Ar Rohman (Yang
Maha Pengasih) Tabaaroka wa ta’ala. Kasihilah siapa yang ada dibumi niscaya
engkau dikasihi oleh yang di langit.” [HR. Abu dawud, Tirmidzi dan lain-lain.
As silsilatu shohihah : 925].
Saudaraku
muslim! Kasihilah anak yatim, niscaya Alloh akan memperbaiki urusan dunia dan
akhiratmu.
BAGAIMANA CARA BERBUAT BAIK KEPADA ANAK YATIM
Saudaraku
muslim ! Berbuat baik kepada anak yatim, bisa dengan beberapa cara :
1. Memberinya makan dan
pakaian, serta menanggung kebutuhan-kebutuhan pokoknya. Di atas telah
disampaikan kepada anda keutamaannya.
2. Mengusap kepalanya serta
menunjukkan kasih sayang kepadanya. Tindakan ini akan mempunyai pengaruh besar
terhadap kejiwaan anak yatim. Ibnu Umar rodhiyallohu ‘anhu jika melihat
anak yatim, beliau mengusap kepalanya dan memberinya sesuatu.
3. Membiayai sekolahnya,
sebagaimana seseoang ingin menyekolahkan anaknya.
4. Mendidiknya dengan
ikhlas, sebagaimana keikhlasanya dalam mendidik anak kandungnya sendiri.
5. Jika ia melakukan
perbuatan yang mengharuskan di beri hukuman maka bersikap lemah-lembut dalam
mendidiknya.
6. Bertakwa kepada Alloh
dalam mengelola harta anak yatim, jika anak yatim itu mempunyai harta kekayaan.
Jangan sampai hartanya di habiskan karena menginginkan agar anak yatim itu
kelak tidak meminta hartanya kembali. Sebaliknya, hartanya harus di jaga,
sehinga ketika ia telah dewasa, harta tersebut dikembalikan kepadanya.
7. Mengembangkan harta
anak yatim dan bersikap ikhlas di dalamnya, sehingga hartanya tidak habis oleh
zakat.
Saudaraku
Muslim ! Inilah beberapa gambaran tentang cara berbuat baik kepada anak yatim.
Berbuat baik kepada anak yatim tidak hanya diperintahkan kepada orang-orang
tertentu, akan tetapi setiap muslim diperintahkan untuk itu sebagaimana ia
diperintahkan untuk melaksanakan semua amal yang baik dan sholih. Jika Alloh
ta’ala mengetahui ketulusan niat seorang hamba, niscaya Dia akan membantunya
dalam melaksanakan perbuatan baik. Maka, hendaklah engkau berkeinginan kuat
untuk melasanakan amal-amal shalih, walaupun baru sekedar berniat di hati
sampai suatu saat Alloh memberikan kesempatan anda untuk melakukan amal solih.
Sungguh, tidak ada orang yang lebih lemah daripada orag yang tidak mampu
menyelinapkan niat di hatinya untuk melasanakan amal-amal sholih.
KEPADA SETIAP MUSLIM
Saudaraku
Muslim ! Berbuatlah baik kepada anak yatim, selain merupakan akhlak yang mulia
yang diserukan oleh Islam, ia juga hanya dilaksanakan oleh orang-orang yang
berhati penyayang dan berjiwa bersih. Masyarakat muslim, adalah masyarakat yang
diikat oleh ajaran-ajaran mulia yang diserukan oleh Islam. Ia adalah masyarakat
yang telah digambarkan oleh Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam dalam penggambaran
beliau yang indah, ketika beliau bersabda :
تَرَى الْمُؤْمِنِيْنَ
فِيْ تَرَاحُمِهِمْ وَ تَوَادِّهِمْ وَ تَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ إِذَا
اشْتَكَى عُضْوًا تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَى
“Engkau melihat orang-orang beriman itu dalam hal kasih sayang
dan saling mencintai di antara mereka, adalah seperti satu tubuh, jika ada satu
organ yang mengeluh (sakit), maka seluruh tubuh akan merasakan sakit dengan
tidak tidur dan panas.” [HR. Bukhori dan Muslim, redaksi ini terdapat
dalam riwayat Bukhori.]
Penggambaran
ini memberitahukan kepada anda, bagaimana seyogyanya keadaan dalam masyarakat
muslim ini. Anak yatim adalah bagian dari masyarakat muslim itu. Ia berhak terhadap
apa yang menjadikan hak anggota masyarakat muslim lainnya, dan berkewajiban
sebagaimana kewajiban masyarakat anggota muslim lainnya. Seluruh kaum muslimin
wajib berbuat baik kepada anak yatim, menyantuninya, dan menggantikan kasih
sayang ayahnya, serta memberikan kepadanya apa yang biasa mereka berikan kepada
anak-anak dan istri mereka.
Saudaraku
Muslim ! Tidaklah sulit bagi anda untuk memungut seorang anak yatim, memberi
makanan seperti yang biasa anda makan sehari-hari, memberi pakaian seperti pakaian
yang biasa anda pakai, dan menjadikannya sebagai salah seorang anak anda.
Hendaklah, perbuatan baik anda ini didasarkan niat tulus untuk mencari ridho
Alloh Ta’ala. Dengan harapan, anda bisa menjadi salah seorang dari mereka yang
digambarkan oleh Alloh Ta’ala dalam firmannya :
“Dan merka memberikan makanan yang disukainya
kepada orang miskin, anak yatim dan orang ditawan. Sesungguhnya kami memberi
makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhoan Allah,kami tidak
menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.
Sesungguhnya kami takut akan (adzab) Tuhan kami pada suatu hari yang (dihari)
orang-orang bermuka masam penuh kesakitan. Maka Alloh memelihara mereka dari
kesusahan hari itu, dan memberikan kepda mereka kejernihan (wajah) dan
kegembiraan hati. Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka
(dengan) surga dan (pakaian) sutra.” [Al-Insan : 8-12]
Semoga
Alloh memberikan taufiq kepadaku, kepada anda, saudaraku muslim, untuk
melakukan amal-amal sholih. Semoga Alloh menolongku, juga anda semua untuk
tetap melaksanakan amal-amal sholih itu sampai tiba kematian.
Segala puji bagi Allah Subhaanahu wa
Ta’aala Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada nabi kita,
Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam, juga kepada segenap kerabat dan
sahabat serta pengikutnya yang setia hingga hari kiamat.
[Dinukil
oleh Abu Mitfah Al-Pacitany dari buku Al-Ihsan Ilal Yatiim dengan terjemahan
Keutamaan Menyantuni Anak Yatim karya Azhari Ahmad Mahmud]
Langganan:
Postingan (Atom)